Quran Surah An Nisa : Ayat 31

Kuliah Maghrib di Masjid Jejajwi Dalam, pada 5 Dis 09,

Tafsir Quran Mukhtasar Ibnu Kathir, Juz 2 Surah  al-Nisa’ ayat 31. :

إِنْ تَجْتَنِبُوا كَبَائِرَ مَا تُنْهَوْنَ عَنْهُ نُكَفِّرْ عَنْكُمْ سَيِّئَاتِكُمْ وَنُدْخِلْكُمْ مُدْخَلا كَرِيمًا

Bermaksud :

Jika kamu menjauhi dosa-dosa besar dan  dosa-dosa yang dilarang kamu mengerjakannya, nescaya Kami hapus kesalahan-kesalahan (dosa-dosa yang kecil) dan Kami masukkan kamu  ketempat yang mulia (syurga).

Antara petikan huraian ayat tersebut; Hadith Bermaksud: Syafaatku adalah untuk pelaku dosa besar (kaba’ir) dari umatku.

Para sahabat Rasul Allah dan para ulamak yang datang sesudah mereka berselisih pendapat tentang dosa-dosa yang termasuk kaba’ir, sebahagian dari mereka berpendapat;

1. Dosa yang mengakibatkan hukuman seperti had atau rejam,
2. Dosa yang diancam dengan ancaman yang keras yang ditegaskan oleh al-Quran dan al-Hadith,
3. Menurut Imam al-Haramain; dosa yang menandakan kurangnya   pegangan pelakunya terhadap agama,
4. Menurut al-Kadzi said al-Harawi; kabs’ir ialah dosa-dosa yang diharamkan dalam al-Quran dan al-Hadith, jenis dosa yang dihukum   seperti bunuh dan sebagainya.

Menurut Huraian Imam al-Ruyani;

Dosa-dosa besar ialah; membunuh seseorang tanpa alasan yang benar, zina, liwat, minum arak, mencuri, mengambil harta seseorang dengan paksa, menuduh dengan palsu, dan ditambah dalam lagi dari tujuh perkara yang tersebut; saksi palsu, memakan riba, berbuka puasa siang hari Ramadzan tampa uzur, sumpah palsu, memutuskan silatul rahim,menyiksa dua ibu bapa,  lari dari medan perang, makan harta anak yatim, tipu sukat dan timbang, mendirikan sembayang sebelum waktunya, melewatkan sembahyang dari waktunya tanpa uzur, memukul seorang muslim tanpa alasan yang benar, mendusta Rasul Allah dengan sengaja, mencaci sahabat Rasul Allah, menolak untuk memberi saksi tanpa uzur, menerima risyah, menjadi orang tengah antara lelaki dan pelacur, membuat pengaduan palsu kepada penguasa, enggan mengeluar zakat, meninggal amar ma’ruf dan mencegah kemunkaran pada hal ia dapat dan berkuasa, melupakan al-Quran setelah mempelajarinya, membakar haiwan dengan api, wanita yang menolak ajakan suaminya tanpa sebab, putus asa dari rahmat Allah, merasa aman dari tipu daya Allah, mencaci ulamak dan penghafal al-Quran, al-Kaba’ir juga ialah; zihar(menyamakan anggota zahir isterinya dengan orang yang mahramnya seperti ibu), makan daging babi  atau bangkai kecuali dengan darurat.

Mukhtasar ibnu Kathir, juz, 2, hal: 382.

Tinggalkan komen